Camping yang GAGAL ?



Ada yang masih inget kejadian gempa 5,2 SR tanggal 26 Januari 2018. 1 hari sebelum kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan yang telah direncanakan sebelumnya. Bermodalkan doa yang ngga pernah putus, kami pun menyerahkan sepenuhnya proses perjalanan ini kepada Nya.

Sabtu, 27 Januari 2018

Sekitar pukul 6 pagi kami telah berkumpul di Suatu Tempat dengan beberapa perlengkapan dan perbekalan selama perjalanan. Rencana pertama adalah menelusuri Geopark Ciletuh yang terkenal dengan GEO DIVERSITY yang bahkan Dunia Internasional pun telah mengakui.
Pagi itu kami disambut dengan rintik-rintik hujan disepanjang perjalanan hingga tiba di Puncak Darma. Awal yang cukup membahagiakan karena diluar ekspektasi dan ramalan cuaca dari BMKG. Kami pun tak ingin melewatkan sepanjang hari cerah tersebut dengan mengabadikan beberapa foto. 
Pengalaman yang tidak terlupakan, dari beberapa tanjakan di sepanjang jalan menuju Puncak Darma, ada 1 tanjakan yang cukup menguras energi dan membutuhkan teknik khusus sampai pada akhirnya mobil dan penumpang harus menyerah untuk berhenti sejenak. (Mobilnya ngeluarin ASAP dan harus dimatiin dulu mesinnya ✌)

Setelah di rasa cukup aman untuk melanjutkan perjalanan, kami pun bergegas menuju next itinery yakni Ujung Genteng. 
Cuaca yang cukup cerah tetiba mendung dan mengguyur kami disepanjang perjalanan menuju lokasi camping. Berbekal GPS, akhirnya kami tiba disalah satu pantai yang terkenal dengan pemandangan yang menakjubkan dan pasir putih pastinya. Sekitar pukul 5 sore, kami hanya bisa bernaung di salah satu warung warga lokal sambil menanti derasnya hujan mereda. Setelah beberapa menit kemudian, hujan pun mulai mereda dan kami bergegas untuk menurunkan perlengkapan camping.

Tiba di spot camping, dengan susah payah kami pun mendirikan 3 tenda sekaligus. Butuh waktu lama untuk bisa mendirikan tenda dengan terpaan angin laut yang sangat kencang. Beberapa dari kami memutuskan kembali ke parkiran mobil untuk mengambil sisa perlengkapan TANPA PERNAH KEMBALI LAGI dan hanya menyisakan kami BERTIGA.

Kira-kira apa yang kami BERTIGA lakukan disaat harus menjaga 3 tenda yang sudah berhasil didirikan dan diwaktu bersamaan roboh karena angin kencang dan hujan deras?

Yapss, jawabannya adalah kami hanya bisa menunggu beberapa saat sambil memegang tenda tersebut agar tidak terbang. Ada monolog yang dilakuin temen gw dan sampai saat ini ngga bisa gw lupain :

Si Om : Ok yah kita tunggu 5 menit, kalo sampai hujannya ngga reda, kita bongkar tendanya.
~ HUJAN dan ANGIN makin kenceng~

Si Om : Okkeh, kita ngga jadi camping, kita pulang. (sambil lihat pohon, langit dan pohon lagi)~ HUJAN dan ANGIN AUTO BERHENTI~ 
👻👻👻
Dan dengan sisa tenaga yang ada kami BERTIGA buru-buru melipat tenda seadanya dan memastikan tidak ada yang tertinggal.

Tepat setelah kami siap untuk meninggalkan spot camping tersebut, warga lokal yang menemani dari awal kedatangan tetiba muncul dibalik rawa. Apakah KAMI kaget? Jawabanya TIDAK. Gw pribadi udah ngerasa selama kami hanya BERTIGA sebenarnya kami sedang diawasi. OLEH SIAPA? saat itu gw pun ngga tau jawabannya sampai gw ngelihat beliau tetiba muncul  dibalik rawa.

Kami pun akhirnya berkumpul lagi. Sehubungan hujan yang belum reda, kami pun memutuskan untuk shalat, makan malam dan bersantai sejenak sembari menunggu hujan reda. Tepat pukul 9 malam, kami memutuskan untuk pamit kepada Sang Pemilik Warung yang sempat dicegah juga agar nginep di warung mereka. Kami pun menolak secara halus sesuai dengan keputusan bersama.
Makan Malam
Apa yang terjadi setelah kami mulai masuk mobil dan memutuskan untuk jalan? Mobil yang kami gunakan, tidak mampu melewati jalan lumpur tersebut, dan akhirnya kami pun menyerah untuk kembali ke warung dan nginep
👅👅👅
Gw kira drama akan ditutup dengan tidur yang nyenyak. I was totally wrong ✋✋✋

Menu Makan Malam
Drama baru pun dimulai. Sekitar pukul 12 malam, kami semua sulit tidur dengan kondisi apa adanya. Dan tepat pukul 2 pagi kami pun masih sulit tidur sampe akhirnya formasi tidur jadi berubah dalam waktu sekejap. Tokek yang entah dari mana asal muasalnya tetiba menampakkan diri. SHOCK??? Yapssss... alhamdulillah kami masih kategori sadar sempurna, jadi pas kaget masih sempet inget ada anak tangga yang harus dilalui satu persatu...#LoL.


TIGA dari TUJUH memutuskan tidur didalam mobil, EMPAT lainnya dengan wajah penuh kemenangan akhirnya bisa tidur di atas kasur. wkwkwkkw #jahatnggasih ✌✌✌

Dan alhamdulillah kami semua menutup segala keletihan tersebut sampai dipagi hari

Minggu, 28 Januari 2018

Pagi di hari minggu dengan makanan yang tersisa kami pun mulai bergegas untuk bersiap kembali ke kota. Dengan bantuan suami penjaga warung tersebut, kami pun bisa melewati akses jalan yang sangat berlumpur. 

Setengah perjalanan, kami membuang semua rencana perjalanan yang telah tersusun dan memulai menebak2 tempat yang bisa dikunjungi. Mobil mater, jalanan berlumpur dan hujan yang luar biasa deras masih setia menemani perjalanan kami hingga tiba di rumah masing-masing.

~ S E K I A N ~

Eitss, sebelum ku akhiri cerita ini, many thanks untuk semua pemeran utama dalam perjalanan ini. TANPA KALIAN mungkin cerita ini akan berbeda.☺☺☺





Komentar